Doa Walimatul Haml Tradisi Jawa Islam Ngapati dan Mitoni
![]() |
Doa Walimatul Haml Tradisi Jawa Islam Ngapati dan Mitoni (Sejarah Tradadisi Tingkepan) |
Seperti yang telah kita ketahui jika Agama Islam di tanah jawa disebar luaskan oleh para wali (Walisongo), dengan berbagai macam metode dakwah mereka, yang salah satunya memasukan ajaran-ajaran islam pada ritual-ritual yang pada saat itu jauh dari syariat Islam.
Kemudian hingga sekarang ada berbagai macam Tradisi Islam di Nusantara.
Salah satunya dalam tradisi umat Islam Indonesia yaitu tradisi ritual seputar kehamilan yang dilakukan pada saat masa kandungan memasuki usia 4 bulan dan 7 bulan.
Khususnya Masyarakat Jawa, ritual ini biasa disebut sebagai ngapati dan mitoni (tingkepan), disini para Wali memasukan ajaran Islam dengan menambahkan bacaan Al-Quran, Doa, Dzikir dan Sholawat pada ritual tersebut.
Hal itu bertujuan sebagai tanda syukur atas diberinya keturunan (kehamilan) dan bentuk permohonan kepada Alloh SWT.
Kehamilan merupakan salah satu anugerah terbesar dalam rumah tangga yang datangnya dari Alloh SWT.
Dalam literatur Islam disebut Walimatul Haml.
Fase Manusia Dalam Kandungan
![]() |
Asal Mula Tradisi Selamatan Tingkeban |
Menurut Hadits Riwayat Imam Muslim, pada usia 4 bulan bayi di dalam kandungan sudah punya bagian-bagian tubuh yang lengkap sebagaimana layaknya seorang manusia.
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الـْمَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
Sesungguhnya setiap orang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari (berupa sperma), kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari pula, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari juga. Kemudian diutuslah seorang malaikat meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat hal; rezeki, ajal, amal dan apakah dia menjadi orang yang celaka atau bahagia. (Muslim bin Hajjaj An-Naisaburi, Shahih Muslim)
Dari hadits di atas bisa kita ketahui bahwa proses penciptaan manusia ketika di dalam kandungan.
Kejadian manusia terdiri dari fase sebagai berikut:
- 40 hari pertama berupa cairan kental (nutfah)
- 40 hari kedua menjadi 'alaqoh atau segumpal darah
- 40 hari ketiga menjadi mudhghoh atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari.
Dan pada bulan ke 4, Alloh subhanahu wata'ala mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya.
Momen inilah yang lazim diperingati oleh umat Indonesia khususnya ditanah jawa dengan mengadakan syukuran sambil bersedekah, dengan cara mengadakan tradisi ngapati.
Tentunya dengan harapan janin tersebut terbebas dari marabahaya dan diselamatkan oleh Alloh SWT.
Para Wali dan Para ulama Nusantara mengajarkan kita untuk memanjatkan doa kepada Alloh SWT agar janin yang ada di kandungan diberi ruh yang baik dan juga rupa tubuh yang sempurna tak kurang suatu apa sebagaimana layaknya tubuh seorang manusia normal pada umumnya.
Memohon kepada Alloh agar sang janin diberi takdir-takdir yang baik pula.
Diberi umur yang panjang penuh berkah dan manfaat, rezeki yang melimpah penuh keberkahan, ahli melakukan amalan-amalan sholeh, dan digariskan sebagai hamba yang berbahagia ketika hidup di dunia dan kelak meninggalkan dunia sebagai orang yang selamat dengan membawa keimanan kepada Alloh Ta'ala (Husnul khotimah).
Tujuan Tradisi Tingkeban
![]() |
Tujuan dan Manfaat Tradisi Selamatan Tingkeban |
Tradisi selamatan ngapati dan mitoni bertujuan untuk memanjatkan permohonan-permohonan baik bagi sang janin itu, para wali dan ulama terdahulu negeri ini juga menganjurkan untuk meminta bantuan para tetangga dan sanak saudara untuk ikut serta mendoakannya, hal ini bertujuan agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga diantara masyarakat.
Dalam acara selamatan atau kenduri di Jawa khususnya kemudian dikenal dengan nama ngapati atau empat bulanan (Walimatul Haml) karena diadakan ketika kandungan telah mencapai usia empat bulan.
Ritual Pelaksanaan Tingkeban
Dalam acara selamatan (walimatul haml), biasanya akan diadakan tadarus al-Quran secara bersama.
Surat-surat khusus yang dibaca saat acara ngapati.
Sebelum Acara Tadarus Al-Quran tersebut dimulai biasanya didahului dengan Membaca Tawasul Tahlil secara lengkap.
Kemudian bacaan Al-Quran bersama dimulai.
Adapun Surat-Surat Al-Qur'an, Dzikir dan Sholawat yang dibaca ketika acara ngapati antara lain adalah:
Bacaan Surat pada Acara Tingkeban
- Surat al-Fatihah
Surat al Fatihah dikhususkan untuk dibaca oleh Ayah dari bayi yang dikandung sebanyak 41 kali, dan setiap sampai pada ayat: Iyya kana' budu wa iyya kanash ta'iin (sebutkan Hajat atau keinginan), memohon apa yang diinginkan (memohon agar diberi anak laki-laki atau perempuan).
- Surat al-Ikhlas
- al-Mu'awidzatain (Surat al-Falaq & Surat an-Nas)
- Surat al-Mukminun
- Surat al-Baqoroh
- Surat Luqman
- Surat al-Ahqof
- Surat Maryam
- Surat Yusuf
- Surat al-Waqi'ah
- Surat ar-Rohman
- Surat al-Mulk
- Surat Yasin
- Surat al-Kahfi
Selain membaca Surat-surat khusus di atas, biasanya dalam tradisi ngapati, mitoni atau tingkepan (walimatul haml) ada beberapa bacaan Dzikir dan wirid yang dibaca.
Bacaan Dzikir pada Acara Tingkeban
Dzikir yang dibaca saat acara ngapati (walimatul haml):
- Membaca Surat An-nahl ayat 78 (300 kali)
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ٧٨
Walloohu akhrojakum mim buthuuni ummahaatikum laa ta‘lamuuna syai-aw wa ja'ala lakumus sam‘a wal abshooro wal af-idata la‘allakum tasykuruun.
Alloh mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.
- Membaca Surat Hud ayat 52 (300 kali)
... وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ ٥٢
... Wa yazidkum quwwatan ilaa quwwatikum wa laa tatawallau mujrimiin.
... dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.
- Membaca Sholawat Munjiyat (21 kali)
- Membaca Sholawat Tibbil Qulub (Sholawat Syifa') (21 kali)
- Membaca Sholawat Nariyah (21 kali)
Kemudian setelah selesai membaca al-Quran, dzikir dan bersholawat di atas, dilanjutkan membaca doa kandungan 4 bulan.
Doa-Doa Khusus Walimatul Haml
![]() |
Kumpulan Doa Khusus Walimatul Haml |
Doa Selama Bayi dalam Kandungan
Berikut ini bacaan doa Ngapati dan Mitoni (tingkeban) selama Bayi dalam Kandungan lengkap arab latin dan artinya:
اَللّٰهُمَّ احْفَظْ وَلَدِيْ مَادَامَ فِيْ بَطْنِ زَوْجَتِيْ وَاشْفِهِ أَنْتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَآؤُكَ شِفَآءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا.
اَللّٰهُمَّ صَوِّرْهُ فِيْ بَطْنِ زَوْجَتِيْ صُوْرَةً حَسَنَةً وَثَبِّتْ قَلْبَهُ إِيْمَانًا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ.
اَللّٰهُمَّ أَخْرِجْهُ مِنْ بَطْنِ زَوْجَتِيْ وَقْتَ وِلَادَتِهَا سَهْلًا وَتَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلًا وَعَاقِلًا حَاذِقًا عَالِمًا عَامِلًا.
اَللّٰهُمَّ طَوِّلْ عُمْرَهُ وَصَحِّحْ جَسَدَهُ وَحَسِّنْ خُلُقَهُ وَأَفْصِحْ لِسَانَهُ وَأَحْسِنْ صَوْتَهُ لِقِرَاءَةِ الْحَدِيْثِ وَالْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ بِبَرَكَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Alloohumma-hfadh waladii maa daama fii bathni zaujatii wasyfihi antasy syaafi laa syifaa’an illaa syifaa-uka syifaa’an laa yughoodiru saqoman.
Alloohumma showwirhu fii bathni zaujatii shuurotan khasanatan wa tsabbit qolbahu iimaanan bika wa bi rosuulika.
Alloohumma akhrijhu mim bathni zaujatii waqta wilaadatihaa sahlan wa tasliiman.
Alloohumma ij‘alhu shohiihan kaamilan wa ‘aaqilan khaadziqon ‘aaliman ‘aamilan.
Alloohumma thowwil ‘umrohu wa shohhih jasadahu wa khassin khuluqohu wa afshoh lisaanahu wa akhsin shoutahu li qiroo-atil hadiitsi wal qur’aanil ‘adhiim bi barokati Muhammadin shollalloohu ‘alaihi wasallam. Walhamdu lillaahi Robbil ‘aalamiin.
Ya Alloh, jagalah anakku selama ia berada dalam perut istriku, sehatkan ia, sesungguhnya Engkau Yang Maha Menyehatkan. Tak ada kesehatan kecuali kesehatan dari-Mu, kesehatan yang tak terganggu penyakit.
Ya Alloh, bentuk ia yang ada di perut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan dalam hatinya keimanan pada-Mu dan pada Rosul-Mu.
Ya Alloh, keluarkan dia dari perut istriku pada saat kelahirannya secara mudah dan selamat.
Ya Alloh, jadikan ia utuh, sempurna, berakal, cerdas, berilmu, dan beramal.
Ya Alloh, panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan rupanya, dan fasihkan lisannya untuk membaca hadits dan Al-Qur’an Yang Agung, dengan berkah Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Alloh, Tuhan seluruh keberadaan.
Doa Usia Kandungan 4 Bulan
Selain doa walimatul hamli (ngapati) dan artinya diatas, terdapat pula doa untuk ibu hamil 4 bulan (doa ngapati) berikut ini:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللهِ وَإِلَى اللهِ وَلَا غَالِبَ إِلَّا اللهُ وَلَا يُفَوِّتُهُ هَارِبٌ مِنَ اللهِ وَهُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، نُعِيْذُ هٰذَا الْحَمْلَ الْبَالِغَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ بِاللهِ اللَّطِيْفِ الْحَفِيْظِ الَّذِيْ لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ وَنُعِيْذُهُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ وَبِأَسْمَآئِكَ الْعَظِيْمَةِ وَآيَاتِهِ الْكَرِيْمَةِ وَحُرُوْفِهَا الْمُبَارَكَةِ مِنْ شَرِّ الْإِنْسِ وَالْجَآنِّ وَمِنْ مَكْرِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْاٰوَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ الْفِتَنِ وَالْبَلَايَا وَالْعِصْيَانِ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ وَلَدًا صَالِحًا كَرِيْمًا كَامِلًا عَاقِلًا عَلِيْمًا نَافِعًا مُبَارَكًا حَلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ زَيِّنْهُ بِزِيْنَةِ الْأَخْلَاقِ الْكَرِيْمَةِ وَالصُّوْرَةِ الْجَمِيْلَةِ ذِي الْهَيْبَةِ وَالْهَيْئَةِ الْمَلِيْحَةِ وَالرُّوْحِ عَلَى الْفِطْرَةِ الْجَزِيْلَةِ.
اَللّٰهُمَّ اكْتُبْهُ فِيْ زُمْرَةِ الْعُلَمَآءِ الصَّالِحِيْنَ وَحَمَلَةِ الْقُرْاٰنِ الْعَامِلِيْنَ وَارْزُقْهُ عَمَلاً يُقَرِّبُهُ إِلَى الْجَنَّةِ مَعَ النَّبِيِّيْنَ يَآ أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ وَيَا خَيْرَ الرَّازِقِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْهُ وُأُمَّهُ فِيْ طَاعَتِكَ الْمَقْبُوْلَةِ وَذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ الْمُرْضِيَّةِ وَاحْفَظْهُ مِنَ السَّقْطِ وَالنَّقْصِ وَالْعِلَّةِ وَالْكَسَلِ وَالْخِلْقَةِ الْمَذْمُوْمَةِ حَتَّى وَضَعَتْهُ أُمُّهُ عَلَى صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ وَسُهُوْلَةٍ وَيُسْرَةٍ مِنْ غَيْرِ مَرَضٍ وَتَعَبٍ وَعُسْرَةٍ بِشَفَاعَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
A’uudzu billaahi minasy syaithoonir rojiim(i). Bismillaahi wa billaahi wa minaLloohi wa ilaLloohi wa laa ghooliba illaLloohu wa laa yufawwituhu haaribun minaLloohi wa huwal hayyul qoyyuumu, nu’iidzu hadzal khamla al-baaligho arba’ata asyhurin billaahil lathiifil khaafidzil ladzii laa ilaaha illa huwa ‘aalimul ghoibi wasy syahaadati huwar rohmaanur rohiimu wa nu‘iidzuhu bikalimatiLlaahi at-Taammati wa bi asmaa-ika al-‘adziimati wa aayaatihi al-kariimati wa huruufihaa al-mubaarokati min syarril insi wal jaanni wamin makril laili wan nahaari wal awaani wamin jamii’il fitani wal balaayaa wal ‘ishyaani wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqodi wamin syarri haasidin idzaa khasad.
Alloohumma ij’alhu waladan shoolihan kariiman kaamilan ‘aaqilan ‘aliiman naafi’an mubaarokan khaliiman.
Alloohumma zayyinhu biziinatil akhlaaqi al-kariimati wash shuuroti al-jamiilati dzil haibati wal haiati al-maliihati warruuhi ‘alal fithroti al-jaziilati.
Alloohumma uktubhu fii zumrotil ulamaa-ish shoolihiin wa khamalatil qur'aanil ‘aamiliina warzuqhu ‘amalan yuqorribuhu ilal jannati ma’an nabiyyiina yaa Akromal akromiin wa yaa Khoiror Rooziqiin.
Alloohummar zuqhu wa ummuhu fii thoo’atika al-maqbuulata wa dzikrika wa syukrika wa khusni ‘ibaadatika al-mardliyyati wakhfadz hu minassaqti wannaqshi wal ‘illati wal kasali wal khilqoti al-madzmuumati khatta wadlo’athu ummuhu ‘ala shih-khatin wa ‘aafiyatin wa suhuulatin wa yusrotin min ghori marodlin wa ta’abin wa ‘usrotin bi syafaa’ati sayyidinaa Muhammadin shollaLloohu ‘alaihi wa sallam.
Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk, dengan menyebut asma Alloh, dari Alloh, kepada Alloh, tidak ada yang menang kecuali Alloh, tiada yang bisa berlari dari Alloh, Dia Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Kami memohon perlindungan bagi janin yang berumur 4 bulan ini pada Alloh Yang Maha Lembut, Yang Maha Menjaga, tiada tuhan selain Dia Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib dan terlihat. Dia Maha Pengasih lagi Penyayang. Kami memohon perlindungan bagi janin ini pada kalimat-kalimat Alloh yang sempurna, asma-asma-Nya yang agung, ayat-ayat-Nya yang mulia, huruf-huruf-Nya yang diberkati dari kejelekan manusia dan jin, dari godaan malam, siang, dan waktu, dan dari segala fitnah, bala dan maksiat, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki saat mereka mendengki.
Ya Alloh jadikanlah dia (janin) ini sebagai anak yang sholeh, mulia, sempurna, berakal, alim, bermanfaat, terberkati, dan bijaksana.
Ya Alloh, hiasi dia dengan hiasan akhlak yang mulia dan rupa dan indah, memiliki wibawa dan tingkah yang manis, dan ruh yang suci lagi agung.
Ya Alloh, tulis takdirnya sebagai bagian dari para ulama yang sholeh, penghafal dan pengamal Al-Qur’an yang bisa mendekatkannya pada surga beserta para Nabi, wahai Dzat paling mulia diantara mereka yang mulia dan Dzat Pemberi rezeki terbaik.
Ya Alloh berikan rezeki pada dia dan ibunya untuk taat yang diterima, untuk mengingat Engkau, bersyukur pada-Mu, dan beribadah yang baik pada-Mu. Jaga dia dari keguguran, kekurangan, cacat, malas, dan bentuk yang tercela hingga ibunya melahirkannya dalam kondisi sehat wal afiat, secara mudah, gampang, tanpa sakit, susah, dan penat. Dengan syafaat Nabi Muhammad SAW.
Doa Usia Kandungan 7 Bulan
اَللّٰهُمَّ يَا مُبَارِكُ بَارِكْ لَنَا فِي الْعُمْرِ وَالرِّزْقِ وَالدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْوَلَدِ.
اَللّٰهُمَّ يَا حَافِظُ احْفَظْ وَلَدِيْ مَا دَامَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ وَاشْفِهِ مَعَ أُمِّهِ أَنْتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ وَلَا تُقَدِّرْهُ سَقَمًا وَلَا مَحْرُوْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَوِّرْ مَا فِي بَطْنِهَا صُوْرَةً حَسَنَةً جَمِيْلَةً كَامِلَةً وَثَبِّتْ فِيْ قَلْبِهِ إِيْمَانًا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ.
اَللّٰهُمَّ طَوِّلْ عُمُرَهُ وَصَحِّحْ جَسَدَهُ وَحَسِّنْ خُلُقَهُ وَأَفْصِحْ لِسَانَهُ وَأَحْسِنْ صَوْتَهُ لِقِرَاءَةِ الْقُرْاٰنِ وَالْحَدِيْثِ بِجَاهِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ.
Alloohumma yaa mubaarik, baarik lanaa fil ‘umri war rizqi wad diini wad dun-ya wal waladi.
Alloohumma yaa haafidzu, ihfadz waladii maa daama fii bathni ummihi wasyfihi ma’a ummihi anta asy-syaafii laa syifaa-an illaa syifaa-uka wa laa tuqoddirhu saqoman wa laa mahruuman.
Alloohumma showwir maa fii bathnihaa shuurotan khasanatan jamiilatan kaamilatan wa tsabbit fii qolbihi iimaanan bika wa bi rosuulika fiddun-yaa wal aakhiroh.
Alloohumma thowwil ‘umurohu wa shoh-khih jasadahu wa khassin khuluqohu wafshikh lisaanahu wa ahsin shoutahu li qiroo-atil qur’aani wal hadiitsi bi jaahi sayyidil mursaliin.
Ya Alloh Sang Pemberi Berkah, berkahi kami dalam umur, rezeki, agama, dunia, dan anak.
Ya Alloh Sang Penjaga, jaga anakku selama dia berada di perut ibunya, beri kesehatan pada dia dan ibunya. Engkau Sang Pemberi Kesehatan. Tiada kesehatan kecuali dari-Mu, tiada yang bisa mentakdirkan sakit dan bahaya.
Ya Alloh, bentuklah janin yang ada di perut ibunya dengan rupa yang baik, indah, dan sempurna. Tetapkan dalam hatinya keimanan pada-Mu dan rasul-Mu di dunia dan akhirat.
Ya Alloh, panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan akhlaknya, fasihkan lisannya, merdukan suaranya untuk membaca Al-Qur’an yang mulia dan hadits, dengan berkah derajat sang penghulu para utusan.
Itulah lafadz doa syukuran Ngapati (4 bulan) dan Mitoni (7 bulan) yang dapat kita panjatkan ketika umur kehamilan seorang wanita menginjak 4-7 bulan hingga melahirkan.
Sejarah Tradisi Ngapati dan Mitoni
![]() |
Sejarah Tradisi Walimatul Haml, Ngapati dan Mitoni (Tingkepan) |
Ditengah kehidupan masyarakat suku jawa, terdapat sebuah tradisi bagi seorang perempuan Jawa yang hamil untuk pertama kali, tradisi yang hingga kini masih dipertahankan yaitu tradisi nagapati dan tingkepan atau sering disebut juga tradisi mitoni.
Tujuan dari tradisi tersebut jelas untuk memohon keselamatan bagi bayi dan ibunya.
Nama tingkepan berasal dari seorang perempuan bernama Niken Satingkep yang hidup dimasa pemerintahan Prabu Jayabaya.
Niken Satingkep pernah hamil sembilan kali, Namun tidak ada satupun anak yang terlahir hidup. Karena itu dia dan suaminya menghadap pada Prabu Jayabaya untuk meminta nasehat dan petunjuk.
Alkisah Prabu Jayabaya pun menyuruh mereka berdua melakukan serangkaian selamatan yang kemudian dikenal sebagai tingkepan.
Akhirnya, karena kuasa Alloh, di kehamilan berikutnya Niken Satingkep bisa mempertahankan bayinya hingga lahir ke dunia.
Kemudian para wali (walisongo) menambahkan simbol-simbol seperti kupat dan lepet memiliki arti tersendiri dalam ritual tersebut.
Kupat adalah akronim dari ngukuhaken perkara papat (mengukuhkan perkara empat), yaitu:
- Jodoh,
- Rezeki,
- Umur, dan
- Nasib.
Malaikat menentukan empat perkara tersebut di saat usia janin memasuki seratus dua puluh hari dalam kandungan ibunya.
Sementara itu, kata lepet itu sendiri merupakan akronim dilep (disimpan) dan pet (rapat), jadi lepet memiliki arti 'disimpan dengan rapat-rapat'.
Dua suguhan utama dalam selamatan empat bulanan wanita hamil ini merupakan doa agar jodoh, rezeki, umur, dan nasib calon bayi yang akan lahir nanti dijaga oleh malaikat karena doa orang-orang sekitarnya dan kelak ketika bayi itu dewasa akan mendapatkan yang terbaik.
Setelah selamatan empat bulanan, biasanya ada selamatan tujuh bulanan.
Kali ini, ritual yang dilaksanakan oleh keluarga wanita yang sedang hamil itu berbeda dengan ritual empat bulanan.
Itu lah sejarah adanya tradisi slametan ngapati dan mitoni (tingkepan) ditengah kehidupan masyarakat suku jawa.
Tujuan dari tradisi tersebut jelas untuk memohon keselamatan bagi bayi dan ibunya.
(Sumber Buku Sejarah Jawa)
Dalil Selamatan Walimatul Haml
Sebagaimana ngapati, acara selamatan mitoni juga merupakan salah satu metode dakwah para wali di tanah jawa dalam mengembangkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa khususnya.
Acara selamatan yang kini menjadi budaya diajarkan oleh para wali ini berdasar pada firman Alloh yang terdapat di dalam Al-Quran Surat al-A'rof ayat 189:
۞ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖۚ فَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ ١٨٩
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menjadikan pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Kemudian, setelah ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung dengan ringan. Maka, ia pun melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Alloh, Tuhan mereka, “Sungguh, jika Engkau memberi kami anak yang saleh, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A'raf: 189)
Ayat di atas bercerita tentang Nabi Adam dan ibu Hawa sebagai pasangan suami istri.
Dalam kitab tafsirnya, Imam Al-Baghowi menuturkan bahwa ketika masa-masa awal kandungan ibu Hawa merasakan kandungannya sebagai sesuatu yang ringan, tidak merasa berat mampu berdiri dan duduk sebagaimana biasanya. Namun ketika anak di dalam rahimnya kian membesar ibu Hawa merasakan kandungannya makin berat dan ketika makin dekat masa melahirkan.
Kemudian Nabi Adam dan istrinya berdoa memohon kepada Alloh agar diberi seorang anak yang saleh sempurna sebagaimana dirinya (Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil).
Atas dasar ayat al-Quran diatas lah para wali dan ulama di negeri ini kala itu menganjurkan kepada umat muslim untuk mendoakan jabang bayi yang ada di kandungan ibunya yang telah memasuki masa hamil tua.
Inilah kearifan sekaligus bentuk Ibadah dan pengharapan kepada Alloh SWT yang dibangun dan diajarkan oleh para waliyullah dan para ulama negeri ini.
Hingga menjadi budaya atau tradisi Islam yang kental di negri Nusantara yang berdasarkan pada ajaran-ajaran agama yang luhur.
Dan bagi pasangan Suami Istri yang belum juga dikaruniai Anak bisa baca: Doa Agar Cepat Dikaruniai Anak.
Sudah seharusnya sebagai generasi penerus Islam kita dapat melestarikan budaya yang baik ini, sebagai bentuk ibadah serta syiar Islam (syi'arruddin). Wallahu 'alam. Semoga bermanfaat.