Surat Yasin Lengkap Arab Latin dan Artinya serta Khasiyat untuk Kemudahan Dunia Akhirat
![]() |
17+ Keutamaan dan Khasiyat Membaca Surat Yasin diberikan Kemudahan Dunia Akhirat. |
Surat Yasin. Seperti yang Sudah kita ketahui Surat Yasin adalah Inti dari Al Qur'an ada juga yang menyebutnya Jantungnya Al Quran.
Surah Yasin Adalah Jantungnya Al-Qur’an seperti yang di jelaskan dalam hadits berikut :
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس، وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ. (رواه الترمذي والدارمي)
Anas ibn Malik ra berkata: Rosululloh SAW bersabda: Sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki hati / pusat, dan hati / pusatnya al-Qur’an adalah surah Yasin, dan barang siapa membaca Yaasiin, Alloh memberikan pahala sama seperti membaca al-Qur’an sepuluh kali (secara utuh). (HR. Tirmidzi dan Ad Daromi)
Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Quran dan terdiri dari 83 ayat. Surat Yasin tergolong surat Makiyyah Surat yang diturunkan di kota Mekkah. Surat yasin memiliki Kandungan cukup luas, yang meliputi pembahasan tentang pokok-pokok keimanan, tanda-tanda kekuasaan Alloh ta'ala, peringatan kematian, hari akhir, serta kisah perjuangan para syuhada.
Arti Lafad Yasin
Ada dua pendapat mengenai lafadz surat Yasin yaitu jika lafadz Yasin berati "Wahai Manusia". Pendapat yang kedua Yasin berarti "salah satu Nama Nabi Muhammad SAW" wallahu 'alam.
Membaca atau tadarus surat yasiin dalam Tradisi Islam di Nusantara, Surat yasin ini sering dibaca pada malam jumat, dalam Acara Tahlilan, ketika ada Orang Yang sedang sakarotul maut, dan Untuk mendoakan Orang Yang telah meninggal.
Kenapa surat Yasin yang dibacakan ?
Karena dalam surat Yasin memang terdapat khasiat dan keutamaan-keutamaan khusus. Sama halnya Keutamaan dan Keistimewaan surat Al-Quran lainnya, seperti 5 Keutamaan Membaca Surat Al Mulk, Keutamaan Surat Al Waqi'ah, 10 Keutamaan dan khasiat Surat Ar Rohman dan seluruh surat di dalam Al-Qur'an.
Surat Yasin
Berikut adalah Bacaan Surah Yasin lengkap arab beserta latin dan artinya:
بِسۡمِ اللَّهِ الرَّحۡمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillahir rohmaanir rohiim(i)
Dengan menyebut asma Alloh yang Maha Pengasih dan Penyayang
يٰسۤۚ ١
yâ sîn
Yā Sīn.
وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ ٢
wal-qur'ânil-ḫakîm
Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah,
اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ ٣
innaka laminal-mursalîn
sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul
عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ ٤
‘alâ shirâthim mustaqîm
(yang berada) di atas jalan yang lurus,
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ ٥
tanzîlal-‘azîzir-raḫîm
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ ٦
litundzira qaumam mâ undzira âbâ'uhum fa hum ghâfilûn
agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ٧
laqad ḫaqqal-qaulu ‘alâ aktsarihim fa hum lâ yu'minûn
Sungguh, benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman.
اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ ٨
innâ ja‘alnâ fî a‘nâqihim aghlâlan fa hiya ilal-adzqâni fa hum muqmaḫûn
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ ٩
wa ja‘alnâ mim baini aidîhim saddaw wa min khalfihim saddan fa aghsyainâhum fa hum lâ yubshirûn
Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.
وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ١٠
wa sawâ'un ‘alaihim a andzartahum am lam tundzir-hum lâ yu'minûn
Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.
اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ ١١
innamâ tundziru manittaba‘adz-dzikra wa khasyiyar-raḫmâna bil-ghaîb, fa basysyir-hu bimaghfiratiw wa ajring karîm
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍࣖ ١٢
innâ naḫnu nuḫyil-mautâ wa naktubu mâ qaddamû wa âtsârahum, wa kulla syai'in aḫshainâhu fî imâmim mubîn
Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ ١٣
wadlrib lahum matsalan ash-ḫâbal-qaryah, idz jâ'ahal-mursalûn
Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,
اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ ١٤
idz arsalnâ ilaihimutsnaini fa kadzdzabûhumâ fa ‘azzaznâ bitsâlitsin fa qâlû innâ ilaikum mursalûn
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ ١٥
qâlû mâ antum illâ basyarum mitslunâ wa mâ anzalar-raḫmânu min syai'in in antum illâ takdzibûn
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.”
قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ ١٦
qâlû rabbunâ ya‘lamu innâ ilaikum lamursalûn
Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu.
وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ١٧
wa mâ ‘alainâ illal-balâghul-mubîn
Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas.”
قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ ١٨
qâlû innâ tathayyarnâ bikum, la'il lam tantahû lanarjumannakum wa layamassannakum minnâ ‘adzâbun alîm
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ١٩
qâlû thâ'irukum ma‘akum, a in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifûn
Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ ٢٠
wa jâ'a min aqshal-madînati rajuluy yas‘â qâla yâ qaumittabi‘ul-mursalîn
Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!
اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ٢١
ittabi‘û mal lâ yas'alukum ajraw wa hum muhtadûn
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ٢٢
wa mâ liya lâ a‘budulladzî fatharanî wa ilaihi turja‘ûn
Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ ٢٣
a attakhidzu min dûnihî âlihatan iy yuridnir-raḫmânu bidlurril lâ tughni ‘annî syafâ‘atuhum syai'aw wa lâ yungqidzûn
Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٢٤
innî idzal lafî dlalâlim mubîn
Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ ٢٥
innî âmantu birabbikum fasma‘ûn
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah (pengakuan)-ku.”
قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَۗ قَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ ٢٦
qîladkhulil-jannah, qâla yâ laita qaumî ya‘lamûn
Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui
بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ
bimâ ghafara lî rabbî wa ja‘alanî minal-mukramîn
(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”
۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ٢٨
wa mâ anzalnâ ‘alâ qaumihî mim ba‘dihî min jundim minas-samâ'i wa mâ kunnâ munzilîn
Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.
اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ ٢٩
ing kânat illâ shaiḫataw wâḫidatan fa idzâ hum khâmidûn
(Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.
يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ٣٠
yâ ḫasratan ‘alal-‘ibâd, mâ ya'tîhim mir rasûlin illâ kânû bihî yastahzi'ûn
Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ ٣١
a lam yarau kam ahlaknâ qablahum minal-qurûni annahum ilaihim lâ yarji‘ûn
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).
وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَࣖ ٣٢
wa ing kullul lammâ jamî‘ul ladainâ muḫdlarûn
Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk dihisab).
وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُۖ اَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ ٣٣
wa âyatul lahumul-ardlul-maitatu aḫyainâhâ wa akhrajnâ min-hâ ḫabban fa min-hu ya'kulûn
Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan.
وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ ٣٤
wa ja‘alnâ fîhâ jannâtim min nakhîliw wa a‘nâbiw wa fajjarnâ fîhâ minal-‘uyûn
Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air
لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ٣٥
liya'kulû min tsamarihî wa mâ ‘amilat-hu aidîhim, a fa lâ yasykurûn
agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?
سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ ٣٦
sub-ḫânalladzî khalaqal-azwâja kullahâ mimmâ tumbitul-ardlu wa min anfusihim wa mimmâ lâ ya‘lamûn
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُۖ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ ٣٧
wa âyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahâra fa idzâ hum mudhlimûn
Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.
وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَاۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ ٣٨
wasy-syamsu tajrî limustaqarril lahâ, dzâlika taqdîrul-‘azîzil-‘alîm
(Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ ٣٩
wal-qamara qaddarnâhu manâzila ḫattâ ‘âda kal-‘urjûnil-qadîm
(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ٤٠
lasy-syamsu yambaghî lahâ an tudrikal-qamara wa lal-lailu sâbiqun-nahâr, wa kullun fî falakiy yasbaḫûn
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ ٤١
wa âyatul lahum annâ ḫamalnâ dzurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḫûn
Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan.
وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ ٤٢
wa khalaqnâ lahum mim mitslihî mâ yarkabûn
(Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka kendarai.
وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ ٤٣
wa in nasya' nughriq-hum fa lâ sharîkha lahum wa lâ hum yungqadzûn
Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.
اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ ٤٤
illâ raḫmatam minnâ wa matâ‘an ilâ ḫîn
Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٤٥
wa idzâ qîla lahumuttaqû mâ baina aidîkum wa mâ khalfakum la‘allakum tur-ḫamûn
Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu (di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat,” (maka mereka berpaling).
وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ ٤٦
wa mâ ta'tîhim min âyatim min âyâti rabbihim illâ kânû ‘an-hâ mu‘ridlîn
Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُۙ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٤٧
wa idzâ qîla lahum anfiqû mimmâ razaqakumullâhu qâlalladzîna kafarû lilladzîna âmanû a nuth‘imu mal lau yasyâ'ullâhu ath‘amahû in antum illâ fî dlalâlim mubîn
Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٤٨
wa yaqûlûna matâ hâdzal-wa‘du ing kuntum shâdiqîn
Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?”
مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ ٤٩
mâ yandhurûna illâ shaiḫataw wâḫidatan ta'khudzuhum wa hum yakhishshimûn
Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).
فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَࣖ ٥٠
fa lâ yastathî‘ûna taushiyataw wa lâ ilâ ahlihim yarji‘ûn
Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ ٥١
wa nufikha fish-shûri fa idzâ hum minal-ajdâtsi ilâ rabbihim yansilûn
Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya.
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَاࣝ هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ ٥٢
qâlû yâ wailanâ mam ba‘atsanâ mim marqadinâ hâdzâ mâ wa‘adar-raḫmânu wa shadaqal-mursalûn
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”
اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ٥٣
ing kânat illâ shaiḫataw wâḫidatan fa idzâ hum jamî‘ul ladainâ muḫdlarûn
Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ٥٤
fal-yauma lâ tudhlamu nafsun syai'aw wa lâ tujzauna illâ mâ kuntum ta‘malûn
Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.
اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَۚ ٥٥
inna ash-ḫâbal-jannatil-yauma fî syughulin fâkihûn
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang.
هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِــُٔوْنَۚ ٥٦
hum wa azwâjuhum fî dhilâlin ‘alal-arâ'iki muttaki'ûn
Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu.
لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَۚ ٥٧
lahum fîhâ fâkihatuw wa lahum mâ yadda‘ûn
Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.
سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ ٥٨
salâm, qaulam mir rabbir raḫîm
(Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ ٥٩
wamtâzul-yauma ayyuhal-mujrimûn
(Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ٦٠
a lam a‘had ilaikum yâ banî âdama al lâ ta‘budusy-syaithân, innahû lakum ‘aduwwum mubîn
Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ٦١
wa ani‘budûnî, hâdzâ shirâthum mustaqîm
(Begitu juga bahwa) sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًاۗ اَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ ٦٢
wa laqad adlalla mingkum jibillang katsîrâ, a fa lam takûnû ta‘qilûn
Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?
هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ٦٣
hâdzihî jahannamullatî kuntum tû‘adûn
Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.
اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ ٦٤
ishlauhal-yauma bimâ kuntum takfurûn
Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.
اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ٦٥
al-yauma nakhtimu ‘alâ afwâhihim wa tukallimunâ aidîhim wa tasy-hadu arjuluhum bimâ kânû yaksibûn
Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ ٦٦
walau nasyâ'u lathamasnâ ‘alâ a‘yunihim fastabaqush-shirâtha fa annâ yubshirûn
Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan (membutakan) mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan (selamat). Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat?
وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَࣖ ٦٧
walau nasyâ'u lamasakhnâhum ‘alâ makânatihim famastathâ‘û mudliyyaw wa lâ yarji‘ûn
Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali.
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ ٦٨
wa man nu‘ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lâ ya‘qilûn
Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?
وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌۙ ٦٩
wa mâ ‘allamnâhusy-syi‘ra wa mâ yambaghî lah, in huwa illâ dzikruw wa qur'ânum mubîn
Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas,
لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ٧٠
liyundzira mang kâna ḫayyaw wa yaḫiqqal-qaulu ‘alal-kâfirîn
agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.
اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ ٧١
a wa lam yarau annâ khalaqnâ lahum mimmâ ‘amilat aidînâ an‘âman fa hum lahâ mâlikûn
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?
وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ ٧٢
wa dzallalnâhâ lahum fa min-hâ rakûbuhum wa min-hâ ya'kulûn
Kami menjadikannya (hewan-hewan itu) tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan.
وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ ٧٣
wa lahum fîhâ manâfi‘u wa masyârib, a fa lâ yasykurûn
Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?
وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَۗ ٧٤
wattakhadzû min dûnillâhi âlihatal la‘allahum yunsharûn
Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.
لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ ٧٥
lâ yastathî‘ûna nashrahum wa hum lahum jundum muḫdlarûn
(Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.
فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْۘ اِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ٧٦
fa lâ yaḫzungka qauluhum, innâ na‘lamu mâ yusirrûna wa mâ yu‘linûn
Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ ٧٧
a wa lam yaral-insânu annâ khalaqnâhu min nuthfatin fa idzâ huwa khashîmum mubîn
Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata.
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ٧٨
wa dlaraba lanâ matsalaw wa nasiya khalqah, qâla may yuḫyil-‘idhâma wa hiya ramîm
Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”
قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌۙ ٧٩
qul yuḫyîhalladzî ansya'ahâ awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin ‘alîm
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.
ࣙالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ ٨٠
alladzî ja‘ala lakum minasy-syajaril-akhdlari nâran fa idzâ antum min-hu tûqidûn
(Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”
اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْۗ بَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ ٨١
a wa laisalladzî khalaqas-samâwâti wal-ardla biqâdirin ‘alâ ay yakhluqa mitslahum, balâ wa huwal-khallâqul-‘alîm
Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.
اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٨٢
innamâ amruhû idzâ arâda syai'an ay yaqûla lahû kun fa yakûn
Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.
فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَࣖ ٨٣
fa sub-ḫânalladzî biyadihî malakûtu kulli syai'iw wa ilaihi turja‘ûn
Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
Keutamaan dan Manfaat Surat Yasin
Apa Saja Keutamaan dan Manfaat Surat Yasin?
Sebenarnya Seluruh surat dalam Al-Quran memiliki keutamaan-keutamaanya sendiri. Dan dalam Surat yasin sendiri juga memiliki Fadhilah yang luar biasa yang masih jarang kita ketahui.
Membaca surat Yasin disertai bacaan yang sesuai ilmu tajwid dan dengan keimanan kepada Alloh SWT. Niscaya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan dari surat Yaasin.
Berikut 17+ Keutamaan dan Fadhilah Surat Yasin menurut Jumhur Ulama ;
Diampuni Dosa-Dosa
Mebaca Surat Yasin dapat menjadi perantara diampuni Dosa, bahwa membaca surat yasin pada malam hari akan di ampuni dosanya di keesokan harinya.
من قرأ سورة (يس) في ليلة أصبح مغفورا له
Barangsiapa yang waktu malamnya membaca surah Yasin, maka dia akan diampuni pada pagi harinya. (HR. At Thobroni dan Al-Bayhaqi).
Mendapat Pahala Para Syuhada
Rutin Membaca Surat Yasin setiap malam akan diberikan pahala para syuhada dan dimudahkan ajalnya saat sakaratul maut.
Dari Anas Bin Malik ra :
مَن داوم على قراءة يس كلَّ ليلة، ثم مات، مات شهيدًا
Barangsiapa selalu membaca (Yasin) pada setiap malam, kemudian dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid. (HR. At-Thobroni).
Dipermudah Segala Urusan
Setiap Manusia pasti tidak lepas dari permasalahan Hidup. Dengan Membaca surat yasin, dipercaya dapat mempermudah berbagai masalah hidup.
Dalam Kitab Karya Ad-Darimi dijelaskan :
"Barang siapa yang membaca surat yasin dari pagi hari, maka pekerjaan dihari itu dimudahkan dengan keberhasilan, dan jika membacanya diakhir suatu hari maka tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan juga." (Juz 2 Halaman 549).
Memberikan Ketenangan Jiwa
Berkaitan dengan Ketenangan jiwa, banyak orang yang lalai jika ketenangan jiwa dapat kita raih dengan selalu mengingat akan Alloh (dzikir) dan membaca Al-Quran, membaca surat Yasin atau surat lainnya juga termasuk dalam upaya Dzikrulloh, yang dapat menjadikan kita memperoleh ketenangan jiwa.
Alloh Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
Alladziina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bidzikrillaah, alaa bidzikrillaahi tathma-innul quluub.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Alloh hati akan selalu tenteram. (QS. Ar-ro’ad: 28)
Dihindarkan dan Diringankan Siksa Kubur
Fadhilah surat yasin untuk yang rajin membacanya diyakini meringankan dari siksa kubur, bahkan jika kita menghadiahkan bacaan surat yaasin ini, kepada Orang yang telah meninggal dipercaya mampu menghindarkan dari siksa kubur.
من دخل المقابر فقرأ سورة يس، خفَّف الله عنهم يومئذ، وكان له بعدد من فيها حسنات
Barangsiapa yang masuk kuburan dan membaca surah Yasin, maka pada hari itu akan diringankan (siksa) mereka (para penghuni kubur) dan dia akan mendapatkan pahala sebanyak yang ada di dalamnya. (Nur Ats-Tsagholayn).
Mempermudah Sakarotul Maut
Membaca surat yasin juga dipercaya dapat membantu sakarotul maut agar lebih mudah. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Al-Quran Al 'Adhim:
"Membaca Surat Yasin disisinya mayat akan menurunkan banyak rahmat dan berkah dan memudahkan keluarnya ruh". (Tafsir al-Qur'an Al-Azhim 6/562 daran nassyr wat tauzi).
Dari Ma'qil bin Yasar rodhiyallohu 'anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ
Bacakanlah Surah Yasin pada orang yang hampir mati di antara kalian. (Al-Majmu’ Syaih Al Muhadzdzab).
Selain membacakan Surat Yasin pada Orang yang sedang sakaratul maut adalah menalqinnya (mengingatkan) sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Ingatkanlah (talqinkanlah) pada orang yang akan meninggal dunia di antara kalian dengan kalimat laa ilaha illalloh (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh)
Hadits di atas juga merupakan jawaban kenapa orang yang sedang sakaratul maut dianjurkan untuk di bacakan surat yasin.
Meningkatkan Keimanan
Membaca surat Yasin atau Alquran dengan berusaha memahami makna didalamnya akan mendapatka fadillah berupa bertambah dan meningkat kan kualitas keimanan kita.
Segala Hajat Dikabulkan
Apabila ada keinginan atau hajat yang dikehendaki maka dengan membaca surat yasin diyakni segala urusan atau hajat akan dikabulkan oleh Alloh Ta'ala.
Ini termasuk amalan khusus Surat yasin, yang cara mengamalkanya, sebagai berikut :
Baca surat yasin sebanyak 7 kali, saat sampai pada ayat 58 :سَلَامٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ
Ayat tersebut diulang sebanyak 3-7 kali maka Insya Alloh akan dipermudah dan dikabulkan segala hajatnya.
Mendapat Ridho Alloh dan Diampuni Dosanya
Keutamaan membaca surat yasin dengan rutin akan diampuni dosa dosa terdahulunya.
"Barang siapa yang membaca surah yasin untuk memohon ridho Alloh, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (Sy'abil iman).
Dilipat Gandakan Pahala Membacanya
Bahwa Membaca Surat Yasin secara benar dan berusaha mengingat makna yang terkandung didalamnya, diniatkan Ibadah lillahi ta'ala, makan akan dilipat gandakan pahalanya.
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس، وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ.
Segala sesuatu memiliki jantung. Jantungnya Al-Qur’an adalah surah Yasin. Siapa yang membaca surah Yasin, maka Alloh akan mencatat baginya seperti membaca Al-Qur’an sepuluh kali. (HR. Tirmidzi)
Dianggap Sebagai Keluarga Alloh SWT
Rajin membaca Al-Quran, Mengamalkan setiap Apa yang terkandung didalamnya, menjadikan AlQuran sebagai pedoman hidup, memiliki keistimewaan yang luar biasa yaitu salah satunya adalah akan dianggap keluarga oleh Alloh Ta’ala.
Rosululloh SAW bersabda :
Sesungguhnya Alloh mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau Nabi SAW ditanya, ’Siapa mereka wahai Rosululloh.’ Beliau Nabi SAW menjawab, ’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Alloh dan orang-orang khusus-Nya. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Pemberi Syafa’at
Sebagai Manusia yang Hanya bisa mengharap syafaat dari Nabi Muhammad SAW, dengan cara selalu bersholawat kepada beliau, dan selalu Istiqomah dalam membaca AlQuran yaitu surat Yaasin.
Karena Bersholawat atas Nabi dan membaca Al Quran adalah perintah dari Alloh SWT, Memiliki sebuah keutamaan yaitu akan Mendapat syafaat dari Nabi dan Al Qur'an.
Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili rodhiyallohu ‘anhu, saya mendengar Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
Bacalah oleh kalian Al-Qur'an. Karena ia (Al-Qur'an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya. (HR. Muslim).
Mebersihkan Jiwa
Rutin membaca Al-Quran dapat membuat jiwa kita jadi bersih, keistimewaan ini berlaku pada semua surat dalam Al-Quran, termasuk yasin.
Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari rodhiyallohu ‘anhu berkata, bahwa Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perumpaan seorang mu'min yang rajin membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Al-Atrujah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah tamr (kurma) tidak ada aromanya namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Raihanah yang aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur'an adalah seperti buah Hanzhalah yang tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Memperoleh Pahala Seperti Orang Bersedekah
Ketika seseorang ingin bersadaqah namun ia tidak memiliki apa-apa untuk disodaqohkan maka salah satu keutamaan membaca surat yasin dan Rajin Membaca Al Quran adalah akan mendapatkan pahala seperti orang yang bersadaqah.
“Orang yang membaca Al-Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i).
Memperoleh Cahaya Di Hari Kiamat
Membaca Surat Yasin dan surat-surat lain dalam alquran yang diniatkan dengan Ibadah, maka akan memperoleh keutamaan berupa Cahaya penerang di yaumil akhir.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
Dari Abu Hurairah ra berkata: “Bahwa Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Alloh Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.
Untuk Ketenangan Batin
Berdzikir dan Rajin Membaca Surat yasin dipagi hari seseorang akan mendapatkan ketenangan batin sampai sore hari namun jika membiasakan diri untuk membacanya pada sore hari maka akan diberikan Alloh SWT kebahagiaan dan ketenangan sampai keresokan harinya.
Firman Alloh Ta’ala dalam al Qur'an surat Ar-Ro'du ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.
Orang-orang yang beriman dan memiliki hati yang tenang dengan mengingat Alloh. “Ketahuilah hanya dengan berzikir maka hati menjadi tenang.” (QS. Ar-ra’d: 28)
Mempermudah Keluarnya Ruh Pada Orang Yang Akan Wafat
Jika dibacakan untuk orang yang akan wafat maka nyawanya tetap akan ada belum tercabut sampai datangnya malaikat ridwan untuk membawa ketenangan menjelang sakaratul maut.
Keajaiban Surat Yasin juga dapat mempermudah seseorang wafat dengan cepat, ikhlas dan tidak mengalami masalah.
اقْرَءُوا (يس) عَلَى مَوْتَاكُمْ
Bacakanlah surah Yasin pada orang yang hampir mati di antara kalian. (HR. Abu Daud)
Sesuai juga dengan hadits:
"Membaca surat yasin disisinya mayat akan menurunkan banyak rahmat dan berkah dan memudahkan keluarnya ruh." (Tafsir al-Qur’an al-'Azhim daran nassyr wat tauzi)
Terhindar Dari Siksa Kubur
Mayat akan terhindar dari siksa kubur ketika membaca surat yasin kemakam seseorang dengan cara pembacaan yang tenang, ikhlas dan mendioakan pula bagi si mayat agar diampuni segala dosa dan kesalahannya ketika masih hidup.
مَن دخلَ المقابرَ فقرأَ سورةَ (يس) خفَّفَ عنهُم يومَئذٍ، وكان لهُ بِعَددِ مَن فيها حَسناتٌ.
Barangsiapa yang masuk kuburan dan membaca surah Yasin, maka pada hari itu akan diringankan (siksa) mereka (para penghuni kubur) dan dia akan mendapatkan pahala sebanyak yang ada di dalamnya. (Nur ats-tsagholayn)
Menyembuhkan Penyakit Hati
Al-Qur'an adalah sebaik baiknya Obat hati. Dengan rajin Membacanya dapat melunturkan dan menyembuhkan segala jenis penyakit hati, seperti; iri, dengki, benci, dan hibah.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)
Memudahkan Segala Urusan
Keutamaan Surat Yasin yang berikut ini, adalah dengan membaca Surat Yasin dan ditujukan untuk suatu hajat atau agar dimudahkan dalam segaala urusan.
يس لِمَا قُرئت له
Surah Yasin tergantung niat orang yang membacanya.
Maksudnya adalah bahwa bacaan surah Yasin dapat memenuhi keperluan dan memudahkan urusan sesuai yang diniatkan ketika membacanya.
Catatan
Hadits Keutamaan Surah Yasin Semuanya Lemah (Dho’if). Setelah menyebutkan hadits-hadits tentang keutamaan surah Yasin dan juga menukil pernyataan dari Ibnu Katsir, Syaikh Musthafa Al-‘Adawi menyatakan bahwa hadits yang membicarakan tentang keutamaan surah Yasin SEMUANYA DHO’IF.
Namun meski dhoif, merutinkan membaca surat yasin dan surat lainya dalam AlQur'an tentu memiliki keutamaan tersendiri.
Niatkan membaca Al-Qur'an ataupun surat-surat lain dalam al Quran dengan Niat beribadah kepada Alloh, lillahi ta'ala, maka niscaya Alloh memberikan pahala apa yang kita amalkan.
Demikianlah Bacaan Surat Yasin, Arab, latin Arti dan beberapa keutamaan surat yasin, yang begitu dahsyat, sebagai penolong di dunia dan akhirat.
Pada dasarnya, semua surat Al-Quran itu baik. Manfaat membaca al-Qur'an dalam kehidupan bisa mempermudah segala urusan dan menjadi penolong kelak di akhirat. Wallahu a'lam