Pengertian Istidraj dan Akibat serta Tips Menghidari Istidraj
![]() |
ISTIDRAJ: Pengertian, Ciri-Ciri serta Tips Menghindari Istidraj. |
Istidraj adalah sebuah jebakan kenikmatan atau kesenangan dunia yang diberikan Alloh SWT, sedang Mereka jauh dari keimanan dan syariat Islam.
Pengertian Istidraj
Istidraj secara bahasa diambil dari kata bahasa arab da-ro-ja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Alloh kepada hamba dipahami sebagai hukuman. Sederhananya, istidraj adalah azab berupa kenikmatan.
Istidraj menurut Hadits Nabi, dari Ubah bin Amir rodhiyallohu 'anhu, Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ.
Bila kamu melihat Alloh memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Alloh. (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
Istidraj juga bisa dikaitkan Ketika seseorang diberi nikmat berupa rizki yang melimpah, kesenangan hidup, kesehatan yang terus menerus, panjang umur dan sebagainya.
Namun dengan nikmat tersebut dia semakin jauh dengan Alloh SWT, maka bisa jadi itulah Istidraj yang akan semakin mendekatkan mereka dengan azab-Nya.
Alloh memberikan Istidraj kepada orang-orang kafir dan ahli maksiat.
Sebagaimana diterangankan dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 178:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ١٧٨
Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (QS. Ali 'Imran: 178)
Istidraj juga diartikan suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Alloh.
Allah Ta'ala berfirman dalam al-Qur'an surat al-An'am ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ ٤٤
Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. (QS. Al An'am: 44)
Bahaya Akibat Istidraj
Salah satu contoh Istidraj dalam Al-Quran yaitu Kisah Pemilik Kebun yang diberi nikmat yang sebenarnya adalah Istidraj.
Disebutkan dalam surat Al Qolam ayat 17-33:
اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ ١٧ وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ ١٨ فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ ١٩ فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ ٢٠ فَتَنَادَوْا مُصْبِحِيْنَۙ ٢١ اَنِ اغْدُوْا عَلٰى حَرْثِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰرِمِيْنَ ٢٢ فَانْطَلَقُوْا وَهُمْ يَتَخَافَتُوْنَۙ ٢٣ اَنْ لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِّسْكِيْنٌۙ ٢٤ وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قٰدِرِيْنَ ٢٥ فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَۙ ٢٦ بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ ٢٧ قَالَ اَوْسَطُهُمْ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُوْنَ ٢٨ قَالُوْا سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ ٢٩ فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَلَاوَمُوْنَ ٣٠ قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا طٰغِيْنَ ٣١ عَسٰى رَبُّنَآ اَنْ يُّبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا رٰغِبُوْنَ ٣٢ كَذٰلِكَ الْعَذَابُۗ وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَࣖ ٣٣
(17) Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (orang musyrik Makkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti akan memetik (hasil)-nya pada pagi hari, (18) tetapi mereka tidak mengecualikan (dengan mengucapkan, “Insyaallah”). (19) Lalu, kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. (20) Maka, jadilah kebun itu hitam (karena terbakar) seperti malam yang gelap gulita. (21) Lalu, mereka saling memanggil pada pagi hari, (22) “Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.” (23) Mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik, (24) “Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin yang masuk ke dalam kebunmu.” (25) Berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin). Mereka mengira mampu (melakukan hal itu). (26) Ketika melihat kebun itu, mereka berkata, “Sesungguhnya kita benar-benar orang sesat. (27) Bahkan, kita tidak memperoleh apa pun.” (28) Seorang yang paling bijak di antara mereka berkata, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?” (29) Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami. Sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.” (30) Mereka saling berhadapan dengan saling mencela. (31) Mereka berkata, “Aduh celaka kita! Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang melampaui batas. (32) Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan yang lebih baik daripadanya. Sesungguhnya kita mengharapkan (ampunan dan kebaikan) Tuhan kita.” (33) Seperti itulah azab (di dunia). Sungguh, azab akhirat lebih besar sekiranya mereka mengetahui. (QS. al-Qalam: 17-33)
Kisah dalam Al Quran di atas menunjukkan bagaimana gambaran akhir keadaan orang-orang yang mendustakan kebaikan, itu adalah istidraj.
Mereka telah diberi harta, anak, umur yang panjang serta berbagai nikmat yang mereka inginkan. Semua itu diberikan bukan karena mereka memang mulia. Namun diberikan sebagai bentuk istidraj tanpa mereka sadari.
Semoga segala nikmat yang Alloh beri pada kita bukanlah istidraj. Maka marilah kita berusaha menjauhi segala bentuk maksiat dengan jujur. Semoga kita diberikan taufiq serta Hidayah dari Alloh SWT. Aamiin.
Ciri-Ciri Istidraj
![]() |
Hati-Hati Istidraj: Jebakan berupa Nikmat yang disegerakan dari Alloh |
Istidraj memiliki ciri tersendiri, sebagai bahan introspeksi diri berikut ciri-ciri seseorang yang mendapatkan Istidraj.
-
Istidraj : Menurunya tingkat keimanan dan taqwa.
Ustidraj digambarkan dengan semakin turunya keinginan beribadah kepada Alloh, Namun Mendapatkan Kesenangan yang semakin Melimpah.
Ibnu Athaillah berkata :
"Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Alloh, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Alloh"
-
Istidraj : Gemar bermaksiat dan mendapatkan kesenangan berlimpah.
Ali bin Abi Thalib ra. berkata :
"Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepada-Nya" (Balaghoh)
-
Istidraj : Memiliki sifat kikir dan bakhil, Namun berlimpah Harta.
Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shodaqoh ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah, ini adalah salah satu ciri Istidraj.
-
Istidraj : Jarang Sakit
Sebuah Nikmat yang Alloh Anugrahkan kepada Hambanya Adalah Nikmat Sehat.
Ketika seseorang diberi kenikmatan jarang sakit, namun gemar bermaksiat bisa jadi itu adalah istidraj.
Dalam kisah Raja Fir'aun, Fir'aun adalah orang yang tidak pernah merasakan sakit, bahkan bersin pun dia tidak pernah, hingga ia semakin bersombong diri.
Dari situ kita sebagai manusia, harus berkaca, melihat Apakah kenikmatan yang selama ini kita dapatkan adalah benar-benar nikmat dari Alloh yang seharusnya membuat kita semakin dekat dengan-Nya atau justru Istidraj yang akan membawa kita menuju azab dari Alloh SWT.
Demikian tadi adalah ciri-ciri Istidraj, semoga menjadi renungan kita agar bisa menghindar dari jebakan yang bernama istidraj.
Sedangkan jika ada kenikmatan dunia diberikan kepada orang mu'min, sholih, ahli ibadah, bukan orang kafir yang ahli maksiat, itu merupakan nikmat Alloh yang disegerakan baginya di dunia, atau bisa juga sebagai ujian untuk meningkatkan derajatnya.
Wallohu a'lam.
Tips Menghindari Istidraj
![]() |
Tips Agar Terhindar dari jebakan Istidraj |
Seperti yang telah ketahui bagaimana Istidraj akan mengantarkan kita pada Azab Alloh SWT.
Maka berikut Tips agar terhindar dari Istidraj.
-
Instrospeksi Diri
Melihat apakah segala perbuatan kita dalam koridor syar'i yang telah Alloh tunjukan dalam Al-Qur'an sebagai pedoman hidup?
Firman Alloh dalam Surat al-Anfal ayat 29:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ ٢٩
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan memberikan furqon (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu, menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu. Alloh memiliki karunia yang besar. (QS. Al-Anfaal: 29)
Sebagai awal introspeksi diri. Biasanya, saat kita mengingat perbuatan-perbuatan buruk yang pernah kita lakukan dimasa lampau, akan memunculkan perasaan menyesal.
Dan Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun, maka itulah jembatan yang menyelamatkan diri dari arus istidraj.
Baca : Kumpulan Obat Sakit Hati
-
Selalu Menjaga Keimanan
Agar terhindar dari Istidraj Adalah dengan selalu menjaga keimanan dan menjaga diri dari harta yang haram dengan demikian, maka Insya Alloh Istidraj tidak akan menghampiri kita.
-
Selalu Berusaha Ikhlas
Agar terhindar dari istidraj yaitu dengan selalu berusah ikhlas dengan apapun nikmat yang Alloh berikan, baik itu berupa rezeki, jodoh dan segala hal yang berkaitan dengan potensi datangnya Istidraj.
Baca : Pengertian dan Manfaat Muhasabah Diri
Demikian pembahasan tentang pengertian Istidraj, ciri-ciri serta tips jitu menghindari istidraj, semoga bisa menjadi referensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.