Sholawat Ilmu Syaikhona Kholil Bangkalan
Lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa dipisahkan dari salah satu ulama kharismatik kelahiran Madura, yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan.
Selain merupakan ulama pencetak ulama, Syaikhona Kholil memiliki peran yang sangat bersejarah di balik berdirinya Nahdlatul Ulama, yang di antaranya memberi isyarat tongkat dan tasbih kepada muridnya, Hadlratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
Isyarat tongkat dan tasbih ini diantarkan ke Tebuireng Jombang oleh santrinya, yaitu As’ad Syamsul Arifin, yang kelak menjadi pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo.
Kiai bernama lengkap KH Muhammad Cholil bin KH Abdul Latif, lahir pada 9 Shafar 1252 H/25 Mei 1835 M, di desa Kramat, Bangkalan, dan wafat pada Kamis 29 Ramadhan, 1343 H/23 April 1925 M.
Selain mempunyai santri-santri yang kemudian menjadi ulama besar seperti KH. Abdul Karim Lirboyo, KH Muhammad Hasan Genggong, dan KH Abdul Wahab Chasbullah Tambakberas, beliau juga punya karya-karya ringkas namun mengandung ilmu yang sangat luas.
Di antaranya Matnusy Syarif, kitab kecil 55 halaman yang fokus membahas masalah ibadah dengan mazhab Syafi’iyah.
Syaikhona Kholil juga meninggalkan beberapa amalan yang terus diamalkan sampai saat ini, khususnya oleh warga NU.
Di antara amalan itu ialah Sholawat Ilmu, sebagaimana berikut:
Pengertian Sholawat Ilmu
Sholawat ilmu adalah sholawat yang diciptakan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan untuk memohon agar diberikan ilmu yang bermanfaat dan kemudahan dalam menuntut ilmu.
Sholawat ini memiliki keutamaan agar pembacanya menjadi ahli ilmu, hati dibukakan untuk menerima pelajaran, dan dapat berkumpul bersama orang-orang saleh di dunia dan akhirat.
Sholawat ini juga dapat dibaca sebelum pelajaran dimulai atau dijadikan wirid rutin setelah sholat.
Bacaan Sholawat Ilmu
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَجْعَلُنَا بِهَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَتَحْشُرُنَا بِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ فِي دُنْيَانَا وَأُخْرَانَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Allohumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammadin sholatan taj’aluna biha min ahlil ‘ilmi dhohiron wa bathinan wa tahsyuruna bi’ibadikas sholihina fi dun-yana wa ukhrona wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallim.
Ya Alloh, limpahkanlah rahmat atas tuan kami Nabi Muhammad SAW, rahmat yang dengannya Engkau jadikan kami menjadi bagian dari ahli ilmu lahir dan batin, Engkau kumpulkan kami dengan hamba-hamba-Mu yang saleh di dunia dan akhirat, dan (limpahkanlah juga) untuk keluarga Nabi saw, para sahabat, dan limpahkanlah salam (atas mereka semua).
Keutamaan Sholawat Ilmu
Dalam kitab Rotib Syaikhona Kholil yang disusun oleh Tim Lajnah Turats ‘Ilmu dijelaskan, Sholawat Ilmu memiliki faedah bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan oleh Allah dimudahkan untuk mendapatkan ilmu.
Dalam kitab itu dinyatakan:
وَأَوْصَى بَعْضُ الْمَشَايِخِ قِرَائَتَهَا قَبْلَ الدَّرْسِ مُنْفَرِدًا أَوْ جَمَاعَةً. قَالُوْا: يُرْجَى نَفْعُهَا لِحُصُوْلِ الْعِلْمِ النَّافِعِ وَالْفُتُوْحِ، وَالْحَشْرِ مَعَ عِبَادِ اللهِ الصَّالحِيْنَ فِي الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ
Telah berwasiat sebagian guru untuk membacanya (sholawat ilmu), sebelum pelajaran, baik sendiri maupun secara bersama. Mereka berkata: dengan manfaat (sholawat ilmu), bisa diharapkan mendapat ilmu yang manfaat dan futuh (dibukanya hati), serta akan dikumpulkan bersama dengan hamba-hamba Alloh yang sholeh, di dunia dan akhirat. (Lajnah Turats ‘Ilmu, Rotib Syaikhona Kholil, [Darul Khalil], halaman 15).
Cara Baca Sholawat Ilmu
Sebagaimana penjelasan di atas, Sholawat Ilmu Syaikhona Kholil dianjurkan untuk dibaca dalam majelis-majelis ilmu, tepatnya sebelum memulai pelajaran. Namun sholawat ini juga boleh dibaca bahkan boleh dijadikan wirid secara istiqomah.
Hal itu bisa dibaca dengan tiga cara, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab yang sama, yaitu:
وَلِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَتَّخِذَهَا وِرْدًا فَلَهُ ثَلَاثُ كَيْفِيَّاتٍ
Bagi orang yang hendak menjadikan shalawat ilmu sebagai wirid, maka bisa dilakukan dengan tiga cara:
-
اِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ مِنْ غَيْرِ عَدَدٍ مُعَيَّنٍ
Bisa membacanya setelah sholat maktubah tanpa hitungan tertentu;
-
وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ
Bisa membacanya tujuh kali setelah shalat maktubah,
-
وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا لَيْلًا
Bisa membacanya tujuh kali di waktu malam.
(Lajnah, Ratib Syaikhona Kholil, halaman 15).
Demikian penjelasan singkat tentang sholawat ilmu Syaikhona Muhammad Kholil, Bangkalan. Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam bishshowab.








