Notifikasi
Rekomendasi
Advertisement

Sholawat Bani Hasyim Lengkap Arab Latin dan Artinya

Sholawat Bani Hasyim | Antara Karomah Abah Sepuh dan Khasiatnya Lengkap Arab, Latin, Arti serta Keutamaannya
Syeikh Abdullah Mubarok (Abah Sepuh) & Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom). (Desain: M Fahmi)

Simak ulasan tentang bacaan Sholawat Bani Hasyim lengkap dalam tulisan arab, latin, arti serta keutamaan mengamalkannya.

Sholawat adalah sebuah pujian atau ungkapan kecintaan seorang hamba terhadap kekasih Alloh SWT yakni Nabi Muhammad SAW.

Dengan senantiasa bershalawat kepada beliau, seorang hamba berharap agar selalu dekat dengan kekasih Allah itu dan ia pun meyakini bahwa kelak akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) baik di dunia atau pun di akhirat berkat shalawat yang diamalkannya tersebut.

Namun, di antara banyaknya sholawat yang telah masyhur atau yang telah kita ketahui dari berbagai kitab keislaman maupun dari apa yang telah diajarkan oleh para ulama, terdapat satu sholawat Nabi yang menjadi amalan andalan Abah Sepuh (Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad / pendiri pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya) sehingga menjelma sebuah kekuatan luar biasa (karomah) yang beliau peroleh dari keistiqomahannya dalam mengamalkan sholawat Bani Hasyim.

Berikut ini teks bacaan Sholawat Bani Hasyim lengkap dengan teks arab, latin dan artinya.

Bacaan Sholawat Bani Hasyim

اَللّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ النَّبِÙŠِّ الْÙ‡َـاشِÙ…ِÙŠِّ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ ÙˆَّعَÙ„َÙ‰ الِÙ‡ ÙˆَسَÙ„ِّÙ…ْ تَسْÙ„ِÙŠْÙ…ًا

Allohumma sholli 'alan nabiyil Haasyimiyyi Muhammadin wa 'ala alihi wa sallim tasliman.

Ya Alloh, berikanlah rahmat serta salam kepada seorang nabi keturunan Bangsawan Hasyim, yakni Muhammad beserta keluarganya, semogalah tetap selamat dan sejahtera.

Kisah Keutamaan Sholawat Bani Hasyim

Menurut K.H. Drs. Otong Sidiq Djajawisastra, Wakil Talqin TQN PP. Suryalaya, sekaligus Ahli Sejarah asal Kab. Ciamis (wafat pada Kamis, 25 Maret 2010 M silam) yang diceritakan kembali oleh Abah Siroj yang juga seorang Wakil Talqin TQN PP. Suryalaya, bahwasanya diceritakan:

“Waktu itu, Abah sepuh (Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra, ayahanda Abah Anom ra) mendapat tugas dari gurunya Mama Agung Syekh Tolhah Kalisapu Cirebon untuk bertabaruk belajar shalawat Bani Hasyim kepada ahlinya yaitu Syekh Kholil Bangkalan Madura.

Abah Sepuh harus berjalan kaki dari Cirebon ke Madura bersama 11 orang murid-murid Syekh Tolhah lainnya. Jadi semuanya berjumlah 12 orang.

Singkat cerita, sampailah mereka ke Alas Roban (hutan yang sangat lebat berada antara Pekalongan dan Kendal), waktunya bertepatan saat Maghrib.

Lalu, ke 12 orang itu semua memasuki masjid yang saat itu ada orang tua yang sudah berdiri menjadi imam. Orangtua itu lantas membaca niat dengan bacaan:

Usholli fardhol maghribi, pitik ireng, pitik putih, wedus gembel, mendo, kebo, pada melebu kabeh. Maring kandenge. Allohu Akbar.

Niat saya sholat maghrib, ayam hitam, ayam putih, kambing, domba, kerbau semuanya masuk ke dalam kandangnya masing-masing. Allohu Akbar.

Spontan, seluruh rombongan kecuali Abah Sepuh membubarkan diri dari barisan jama’ah sholat maghrib begitu mendengar imam membacakan hal itu dan setelah seorang demi seorang mereka kembali lagi ke Cirebon.

Lain halnya dengan Abah Sepuh, begitu selesai sholat, imam menoleh kepada Abah Sepuh yang tinggal seorang diri. Selanjutnya imam berkata sambil tersenyum:

Oh memang koyo ngono angger wong nganggo otak. Sampeyan Insya Alloh berhasil.

Begitulah orang yang menggunakan otak, memakai metode. Syetan berfikir di hadapan Alloh sewaktu diperintah sujud.

Kenapa Abah Sepuh tetap bermakmum? Sebab, Beliau cerdas dan mengetahui sekalipun imam mengucapkan seperti itu, sholat tetap sah sebab ucapan tersebut dilakukan di luar sholat.

Sampai Bangkalan (hanya seorang diri) langsung diijazahi sholawat Bani Hasyim oleh Syekh Kholil Bangkalan (Madura).

Saat pulang, Beliau (Abah Sepuh) diantar ke tepi pantai dan disediakan perahu yang hanya muat untuk seorang diri. Beliau mencari-cari pendayung tetapi tidak menemukan bahkan dayungnya pun tidak pula ditemukan.

Akhirnya dengan penuh keyakinan, Beliau niat membaca sholawat Bani Hasyim.

Subhanallah, tiba-tiba perahu bergetar dan mulai bergerak-gerak saat mulai dibaca, "Allohuma ..., dst." Ibarat perahu boat dinyalakan mesinnya kalau zaman sekarang. Abah Sepuh berfikir, pastilah sholawat Bani Hasyim dayungnya.

Begitu selesai pembacaan sholawat Bani Hasyim, tiba-tiba perahu melesat ke arah barat hingga sampai ke Cirebon. Di pantai Cirebon, Mama Guru Agung menyambut murid terbaiknya yang telah berhasil menjalankan tugasnya.

Setelah peristiwa itu, Abah Sepuh mengijazahkan kembali sholawat Bani Hasyim tersebut kepada putranya (Abah Anom / Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin ra) yang sekaligus menjadi penerus estafet ke-mursyidan TQN pondok pesantren Suryalaya.

Menurut beberapa tuturan wakil talqin TQN pondok pesantren Suryalaya yang penulis dengar secara langsung ketika menghadiri acara manakiban di masjid Nurul Asror, di pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, KH. Sandisi mengatakan bahwa; “Sholawat Bani Hasyim mengandung banyak sekali manfaatnya.” Kemudian lanjutnya; Pangersa Abah menyampaikan menurut qoul ulama sufi di sana dijelaskan:

Wainkunta fi amrin wadikta bihamlihi faasbaha fi usrin wa amsaita fil kharoj fasolli ’ala muhromiilali hasyimi kasiron fa innalloha yaktika bil faroj.

Ketika kamu punya urusan sehingga sudah berat untuk memikul urusan itu, pagi-pagi dalam kesulitan, dan sore-sore dalam kebingungan, maka bacalah sholawat pilihan atas kalangan Bani Hasyim sebanyak-banyaknya, sesungguhnya Alloh akan memberikan kepadamu kegembiraan, kelapangan, dan kesenangan.

Dan penuturan yang sama pun diungkapkan oleh KH. M. Sirojudin Ruyani (Abah Siroj) ketika beliau menghadiri acara manakib di Musholla Al-Mustofa, Pekandangan, Indramayu-Jawa Barat.

Bagi ikhwan TQN pondok pesantren Suryalaya, tentunya amat sangat meyakini akan banyaknya khasiat yang terkandung dalam shalawat Bani Hasyim tersebut. Sehingga di kalangan ikhwan TQN pondok pesantren Suryalaya dalam mengamalkan shalawat tersebut menjadi sebuah kewajiban untuk membacanya ketika sebelum dan sesudah melaksanakan acara manakib atau amalan pokok TQN pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya dengan selalu berharap limpahan berkah dari guru-guru mulia, yakni Abah Sepuh, Abah Anom, Syekh Tolhah Kalisapu, sampai kepada Syekh Ahmad Khatib Sambas, sampai kepada Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sampai kepada Syekh Bahauddin An-Naqsyabandi, sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sampai kepada Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, sehingga sampai (Ittishal al-sanad) kepada Sayyidunaa manba-ul 'ilmi wal asroori wa makhzanul faidli wal anwaari wa maljaa-ul ummati wal abroori wamahbathu jibriila fil-laili wan nahaari wa habiibullaahis sattaaril ladzii unzila ‘alaihi afdlolul kutubi wal asfaari Sayyidunaa Muhammadunil mukhtaari shollallohu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa ash-haabihil akhyaar, Rosululloh Muhammad SAW sampai kepada Malaikat Jibril, kemudian kepada Robbul arbaabi wamu'tiqur riqoobi Allohu subhanahu wa Ta’ala.

Memudahkan Sakarotul Maut

Salah satu khasiat dari sholawat Bani Hasyim yang dirasakan sendiri oleh pribadi penulis adalah:

Diceritakan pada waktu sebelum zuhur kala itu (April, 2021), di mana ketika penulis hendak membacakan surat Yasin kepada salah seorang tetangga yang sedang sakarotul maut selama berhari-hari (tutur keluarganya) tentu saja hal itu membuat pihak keluarga merasa kasihan terhadap salah seorang anggota keluarganya yang demikian sehingga menyuruh penulis untuk membacakan surat Yasin di hadapannya.

Bacaan surat Yasin pun sudah berulang kali dibaca baik sesaat sebelum adzan sholat zuhur berkumandang atau pun setelahnya dengan harapan membantu atau memberikan yang terbaik kepada orang yang sedang sakarotul maut.

Namun, hal itu ternyata belum juga membuahkan hasil yang diharapkan.

Setelah penulis merasa pasrah, merasa lelah karena terus membaca surat Yasin secara berulang-ulang, Seketika saja dalam hati penulis terlintas suatu ingatan tentang kisah karomah Abah Sepuh dengan keajaiban sholawat Bani Hasyim yang beliau dapatkan dari Syekh Kholil Bangkalan, Madura.

Tanpa pikir panjang penulis pun langsung membacakan sholawat tersebut dengan penuh ta'dzim kepada Pangersa Abah Sepuh dan Syekh Kholil Bangkalan.

Atas izin Alloh, sesaat setelah dibacakan sholawat Bani Hasyim tersebut, akhirnya Bapak Tasur (orang yang sedang sakarotul maut) menghembuskan nafas terakhirnya dengan mudah setelah sekian hari terus ditimpa sakarotul maut.

Wallahu A’lam.

Penulis merupakan salah seorang Santri Alumni Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir.

Demikian ulasan tentang bacaan sholawat Bani Hasyim lengkap dalam teks arab, latin, arti dan keutamaannya.

Referensi:
https://jabar.nu.or.id/ngalogat/shalawat-bani-hasyim-antara-karamah-abah-sepuh-dan-khasiatnya-jw4ng
Terima kasih Anda telah membaca artikel berjudul: Sholawat Bani Hasyim Lengkap Arab Latin dan Artinya jangan lupa + IKUTI website kami dan bergabung dengan kami di Grup WhatsApp dan Grup Telegram. Silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Posting Komentar

Pengikut

Kembali ke atas